Bidik24.com – Jakarta. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengumumkan rencana perekrutan 60 ribu guru untuk mengajar di Sekolah Rakyat yang dikelola oleh Kementerian Sosial. Pengumuman ini disampaikan usai rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto pada Senin, 10 Maret 2025, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.
Menurut Abdul Mu’ti, kebutuhan tenaga pendidik ini dapat dipenuhi melalui redistribusi guru yang sudah ada atau dengan merekrut tenaga pengajar baru. Namun, mekanisme perekrutan masih dalam tahap pembahasan lebih lanjut.
Ia juga menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat akan menerapkan dua skema kurikulum. Pertama, Kurikulum Sekolah Unggul yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, dengan standar internasional. Kedua, Kurikulum Merdeka yang telah diterapkan di berbagai sekolah di Indonesia.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf, atau yang akrab disapa Gus Ipul, mengungkapkan bahwa saat ini sudah terdapat 53 lokasi yang siap menyelenggarakan Sekolah Rakyat. Jumlah tersebut masih berpotensi bertambah setelah koordinasi lebih lanjut dengan kepala daerah dalam beberapa hari ke depan.
Gus Ipul menegaskan bahwa kesiapan infrastruktur menjadi faktor utama dalam pendirian Sekolah Rakyat. Setiap sekolah harus memenuhi standar yang mencakup fasilitas asrama, ruang kelas, tempat ibadah, kantin, serta sarana olahraga.
Sekolah Rakyat akan tersebar di berbagai wilayah, termasuk Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, dan Papua. Selain itu, Universitas Brawijaya Malang dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) telah menyatakan dukungan mereka terhadap program ini.
Berbeda dengan Sekolah Unggulan yang berada di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Sekolah Rakyat akan menyediakan jenjang pendidikan dari SD hingga SMA dengan sistem asrama.
Targetnya, Sekolah Rakyat akan mulai beroperasi pada Juli 2025. Para siswa akan mendapatkan pendidikan gratis yang mencakup biaya sekolah, makan, seragam, serta fasilitas asrama tanpa biaya sepeser pun dan seleksi penerimaan siswa akan dilakukan secara ketat.
Sub. tempo.co