Bidik24.com, Jakarta – Keberhasilan bisnis Nvidia semakin mencuat seiring dengan meningkatnya popularitas kecerdasan buatan (AI), dan kini perusahaan ini sedang mengincar sektor robotik yang diperkirakan akan mengalami lonjakan pertumbuhan yang signifikan. Berkat kecerdasan buatan, valuasi Nvidia saat ini sudah menembus angka fantastis, yaitu USD 3 triliun. Keberhasilan ini tercapai berkat tingginya permintaan terhadap chip grafis serta akselerator AI buatan mereka, yang laris manis di pasar. Dengan pencapaian ini, Nvidia pun kini memandang sektor robotik sebagai peluang besar untuk pertumbuhan di masa depan.
Deepu Talla, Vice President (VP) of Robotics di Nvidia, mengungkapkan keyakinannya bahwa pasar robotik akan segera memasuki titik balik yang signifikan, di mana baik AI maupun robotik akan berkembang dengan pesat. Talla, yang juga mengungkapkan pandangannya dalam sebuah wawancara dengan detikINET yang mengutip Techspot pada Kamis (2/1/2025), menegaskan bahwa saat ini kita sudah berada di ambang momen yang akan menjadi titik terobosan bagi integrasi AI fisik dan robotik. Menurutnya, kita sudah berada di titik puncak perkembangan kedua sektor ini, dan momen ChatGPT untuk AI fisik dan robotik kini sudah di depan mata.
Untuk meraih peluang ini, Nvidia berupaya untuk memposisikan dirinya sebagai platform utama yang mendukung sektor robotik. Saat ini, perusahaan tersebut telah menawarkan berbagai solusi robotik yang komprehensif, mulai dari perangkat lunak yang digunakan untuk melatih model AI di sistem DGX, platform simulasi Omniverse, hingga perangkat keras Jetson yang dirancang khusus untuk aplikasi AI. Namun, pada tahun 2025 ini, Nvidia berencana untuk merilis inovasi terbarunya, yaitu otak robot terbaru yang diberi nama Jetson Thor. Produk ini akan menjadi solusi tambahan dalam platform Jetson mereka, yang merupakan rangkaian komputer mini yang dirancang untuk aplikasi berbasis AI. Namun, Jetson Thor akan fokus secara khusus pada sektor robotik, menjadikannya perangkat yang sangat relevan dalam era perkembangan robotika yang pesat.
Talla mengungkapkan dua faktor utama yang mendasari optimisme Nvidia di sektor robotik. Pertama, kemunculan model-model AI generatif yang memiliki kekuatan besar, dan kedua, kemampuan untuk melatih robot dengan menggunakan model dasar di lingkungan simulasi. Talla menambahkan bahwa dalam setahun terakhir, kesenjangan antara simulasi dan dunia nyata telah berkembang dengan sangat pesat, memungkinkan integrasi antara simulasi dan AI generatif dengan cara yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan, bahkan dua tahun lalu.
Peran Talla sendiri sangat krusial dalam perjalanan Nvidia untuk masuk lebih dalam ke dunia robotik. Pada tahun 2013, ia memainkan peran penting dalam pengembangan chip mobile Tegra. Setelah itu, Nvidia mulai mengarahkan tim insinyurnya untuk mengembangkan kendaraan otonom, yang akhirnya memungkinkan mereka untuk meluncurkan modul otak Jetson pada tahun 2014. Kini, dengan pengalamannya dan visi ke depan, Talla diyakini akan membawa Nvidia lebih jauh lagi di industri robotik yang tengah berkembang pesat.
Sub detik.com